Friday, December 10, 2010

Kinahrejo, Desa Mbah Maridjan Ramai Wisatawan


Sejak status Gunung Merapi diturunkan dari level Awas menjadi Siaga dan zona bahaya diturunkan menjadi 2,5 Km, daerah korban letusan Merapi terus dipadati wisawatan. Salah satunya kampung juru kunci Merapi Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan.

Dari pantauan Suara Merdeka, Jumat (10/12), dengan berbagai moda transportasi, masyarakat dari berbagai daerah berduyun-duyun memadati kampung yang saat ini rata dengan tanah itu. Ada yang mengendarai sepeda motor, mobil dan ada pula yang menumpagi taksi. Tidak hanya orang tua, para pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah pun ikut berwisata ke lokasi tersebut.

Pohon yang tumbang dan terbakar, puing-puing bangunan serta hamparan lereng Merapi yang berwarna kelabu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Selain itu, bakas kediaman juru kunci Merapi yang sudah sudah rata dengan tanah juga menjadi tujuan mereka. Dengan antusias mereka memotret pemandangan dengan latar belakang Gunung Merapi meski tertutup kabut.

Banyaknya pengunjung yang datang sejak seminggu lalu, membuka peluang usaha bagi masyarakat setempat, seperti parkir kendaraan hingga jualan makanan dan minuman. Selain itu, sejumlah warga meminta sumbangan seikhlasnya sebagai pengganti tiket masuk untuk kas masyarakat setempat.

"Untuk penarikan sumbangan dan parkir ini dikelola oleh pemuda dan masyarakat sini," ujar Anto (26) salah satu pemuda setempat.

Dia menambahkan, banyaknya masyarakat yang datang ke desanya dilihat dari sisi positif. Yakni dimanfaatkan warga untuk membuang kejenuhan di lokasi pengungsian. Pasalnya, sebagian besar warga mengelami depresi karena tidak memiliki rumah dan masih tinggal di pengungsian.

"Sekarang ini memang belum dikelola dengan baik, karena sifatnya masih darurat," katanya seraya tidak mempermasalahkan masyarakat yang melihat lokasi bencana tersebut.

Sejumlah warga yang melihat kondisi itu mengaku penasaran dengan kondisi kampung Mbah Maridjan setelah erupsi Merapi. Setelah melihat kondisi tersebut, mereka ikut prihatin karena kampung yang sebelumnya hijau dan sejak kini berubah menjadi lautan pasir, tanah kering dan puing-puing bangunan.

"Meskipun sering ditayangkan di koran dan televisi rasanya kurang puas jika belum menyaksikannya sendiri," ujar Sumarno (39) pengujung asal Depok, Sleman yang membawa serta anak dan istrinya.

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/12/10/72659/Kampung-Mbah-Maridjan-Ramai-Wisatawan

No comments:

Post a Comment