Puluhan orang telah tewas terkena amukan awan panas alias wedhus gembel Merapi. Tak cuma itu, kawasan lereng Merapi juga dibuat porak-poranda. Hingga kini, gunung berapi paling aktif di Indonesia itu terus memuntahkan awan panas.
Ponimin, kandidat pengganti Mbah Maridjan mengatakan, apa yang dikeluarkan Merapi saat ini belum apa-apa. Menurutnya, puncak muntahan wedhus gembel akan terjadi pada 5-6 hari ke depan.
"Tunggu sampai 5-6 hari ke depan," kata Ponimin saat ditemui wartawan di rumah dr Ana Ratih Wardani, di Kaliadem, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Jumat (29/10/2010).
Ponimin mengatakan, prediksi itu bukan didapatkan dari pikirannya. Semua itu merupakan petunjuk seorang kakek misterius berbaju lurik dan berblangkon khas Jawa. Ponimin menyebutnya sebagai 'penguasa' Merapi.
"Mbah penunggu mau menyatukan Kali Kuning dan Kali Boyong, itu ada dusun. Mungkin mau diratakan," kata Ponimin.
Ponimin mengatakan, menurut si Mbah yang kerap mendatanginya sejak tahun 1994 itu, Merapi saat ini bisa diibaratkan sebagai orang yang sedang hajatan. Karena itu, banyak sampah yang harus dibuang.
"Merapi diibaratkan orang hajatan, ini belum puncak, belum sampai pasaran," kata pria yang selamat dari amukan awan panas pada 26 Oktober lalu itu.
Bagi orang Jawa, Merapi memang memiliki arti tersendiri. Dalam kosmologi Jawa, Merapi merupakan salah satu sudut penting yang disebut Guru Loka atau ujung utara. Posisi tengah dinamai Endra Loka yakni Kraton Yogyakarta, yang dihuni oleh Raja.
Sedangkan posisi selatan disebut sebagai Jana Loka yang menggambarkan rakyat biasa. Ketiga ranah filosofi-kosmis ini yang memposisikan keraton sebagai sentral.
Itu adalah pendapat Ponimin dari unsur mistis. Sedangkan ahli vulkanologi jauh-jauh hari juga mengatakan bahwa Merapi masih berbahaya. Butuh waktu 3-4 minggu untuk memastikan Merapi dalam kondisi aman. Energi yang muntah dari perut Merapi baru berkisar sepertiga saja, sedangkan sisanya sedang dikumpulkan. Namun diperkirakan energi ini akan dikeluarkan sedikit demi sedikit.
http://www.detiknews.com/read/2010/10/29/150126/1478791/10/ponimin-merapi-belum-puncaknya-tunggu-5-6-hari-lagi?n991103605
Ponimin, kandidat pengganti Mbah Maridjan mengatakan, apa yang dikeluarkan Merapi saat ini belum apa-apa. Menurutnya, puncak muntahan wedhus gembel akan terjadi pada 5-6 hari ke depan.
"Tunggu sampai 5-6 hari ke depan," kata Ponimin saat ditemui wartawan di rumah dr Ana Ratih Wardani, di Kaliadem, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Jumat (29/10/2010).
Ponimin mengatakan, prediksi itu bukan didapatkan dari pikirannya. Semua itu merupakan petunjuk seorang kakek misterius berbaju lurik dan berblangkon khas Jawa. Ponimin menyebutnya sebagai 'penguasa' Merapi.
"Mbah penunggu mau menyatukan Kali Kuning dan Kali Boyong, itu ada dusun. Mungkin mau diratakan," kata Ponimin.
Ponimin mengatakan, menurut si Mbah yang kerap mendatanginya sejak tahun 1994 itu, Merapi saat ini bisa diibaratkan sebagai orang yang sedang hajatan. Karena itu, banyak sampah yang harus dibuang.
"Merapi diibaratkan orang hajatan, ini belum puncak, belum sampai pasaran," kata pria yang selamat dari amukan awan panas pada 26 Oktober lalu itu.
Bagi orang Jawa, Merapi memang memiliki arti tersendiri. Dalam kosmologi Jawa, Merapi merupakan salah satu sudut penting yang disebut Guru Loka atau ujung utara. Posisi tengah dinamai Endra Loka yakni Kraton Yogyakarta, yang dihuni oleh Raja.
Sedangkan posisi selatan disebut sebagai Jana Loka yang menggambarkan rakyat biasa. Ketiga ranah filosofi-kosmis ini yang memposisikan keraton sebagai sentral.
Itu adalah pendapat Ponimin dari unsur mistis. Sedangkan ahli vulkanologi jauh-jauh hari juga mengatakan bahwa Merapi masih berbahaya. Butuh waktu 3-4 minggu untuk memastikan Merapi dalam kondisi aman. Energi yang muntah dari perut Merapi baru berkisar sepertiga saja, sedangkan sisanya sedang dikumpulkan. Namun diperkirakan energi ini akan dikeluarkan sedikit demi sedikit.
http://www.detiknews.com/read/2010/10/29/150126/1478791/10/ponimin-merapi-belum-puncaknya-tunggu-5-6-hari-lagi?n991103605
No comments:
Post a Comment