Sebanyak 13 orang, tiga di antaranya oknum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan seorang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) diringkus petugas Polres Lamongan saat judi sabung ayam dengan omzet puluhan juta rupiah di Desa Beru, Kecamatan Sirirejo, Lamongan, Minggu (24/7) petang.
Judi sabung ayam di Desa Beru ini sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir, namun baru kepemimpinan Kapolres AKBP Marsudianto dan Kasat Reskrim AKP Rofiq Ripto Himawan ini digulung. Penggerebekan dipimpin langsung kapolres dan kasat reskrim bersama puluhan anggota.
Keberangkatan puluhan anggota polres itu menumpang dua truk dengan cara tiarap, seolah truk itu tidak bermuatan ketika menuju lokasi judi sabung ayam. Meski dua truk berpenumpang anggota serse, dalmas dan tangkal sudah masuk di lokasi sejak pukul 17.00 WIB, namun petugas belum langsung melakukan penggerebekan. Petugas sengaja membiarkan para pejudi bermain hingga menjelang selesai. Taktik ini dilakukan untuk memudahkan menangkap para tersangka.
Saat para tersangka memulai judi sabung ayam sebenarnya petugas juga sudah mulai melakukan penyelidikan dengan memetakan lokasi. Para pelaku memanfaatkan rumah kosong untuk mengadu ayam yang dijadikan sarana perjudian.
Hampir setengah jam petugas melakukan pengintaian dan meyakini semua pelaku sudah masuk ke rumah tempat adu ayam. Setelah itu, barulah puluhan anggota polisi bergerak dengan cara melokalisir lokasi dengan jarak 100 meter dari tempat kejadian perkara (TKP).
Peringatan tembakan pertama diletupkan Kapolres AKBP Marsudianto disusul tembakan Kasat Reskrim AKP Rofiq Ripto. Saat itulah para pelaku mulai semburat, namun 13 orang di antaranya berhasil diringkus petugas bersama barang bukti uang tunai Rp 8 juta, 40 sepeda motor, 21 ayam jantan, puluhan pasang sandal dan sepatu serta alas dari karung goni.
Beberapa tersangka yang berhasil ditangkap berusaha mengelabui polisi. Mereka ada yang beralibi sebagai penonton, menagih utang serta pengantar teman. ”Perintah Kapolres siapa pun yang ada di lokasi harus ditangkap semuanya,” ujar salah seorang anggota yang turut serta dalam penggerebekan.
Penggerebekan judi sabung ayam ini merupakan keberhasilan terbesar bagi Polres Lamongan. Lokasi sabung ayam di Beru ini disinyalir berjalan cukup lama dengan beking oknum tertentu.
Evakuasi para tersangka berjalan cukup alot hingga mereka baru berhasil digiring ke Mapolres Lamongan pukul 20. 30 WIB berikut barang bukti sepeda motor, kurungan, uang, sandal, dan juga sejumlah ponsel.
Tiga anggota TNI yang turut serta diringkus di TKP adalah Serka M (40), Serda R (49) dan Kopka K (42). Ketiganya bertugas di kesatuan masing-masing di wilayah Lamongan.
Sedangkan tersangka lain yakni, seorang guru SDN, Su (57), Haji Sukirno (57) warga Sukodadi, Budi Hartono (31) , Sarkiyadi (39), Ahmadi ((38) ketiganya warga Beru, Gunawan (36) warga Sukodadi, Suhadak (42) warga Kadungrembuk Sukodadi, Mutsari (28) warga Sirirejo, Edi Susanto (32) warga Beru dan Suko (53) warga Bandung Kecamatan Lamongan Kota.
Ada kemungkinan besar jumlah tersangka akan bertambah setelah dilakukan penyidikan terhadap ketiga belas tersangka yang kini meringkuk di Mapolres. Lantaran masih banyak pelaku yang sempat kabur, itu dibuktikan dengan jumlah barang bukti 40 sepeda motor.
Wakapolres Lamongan Kompol Toni Sugiyanto kepada Surya semalam menyatakan, sebenarnya lokasi perjudian sabung ayam di Beru itu sudah lama menjadi target penggerebekan. Namun, ketika petugas hendak bergerak selalu bocor. ”Ya baru ini kita berhasil,” ujar Toni.
Penggerebekan terbesar di Lamongan itu menyusul pernyataan Kapolda Jatim baru Irjen Hadiatmoko yang berjanji memberantas perjudian.
Saat berkunjung ke kantor Harian Surya beberapa hari lalu, Hadiatmoko menyatakan pihaknya akan setel kencang soal perjudian. Ia tak mau kompromi dalam hal ini karena diyakini bahwa perjudianlah yang membuat masyarakat malas dan menjadi salah satu penyebab kemiskinan.
“Selama saya jadi Kapolda Bali, ada saja tiap hari kasus orang bunuh diri karena judi. Karena itu, saya tegas di sana soal yang satu ini, demikian juga di Jatim kali ini,” tegas Hadiatmoko.
Hadiatmoko memang dikenal sangat antiperjudian. Ketika menjadi Kapolda Riau, Hadiatmoko menggegerkan dunia perjudian di sana. Pada 23 Oktober 2008, atas perintah Hadiatmoko, Chandra Wijaya alias Acin ditangkap polisi. Di Riau, kala itu Acin dikenal sebagai raja judi kebal hukum. Omzet judinya diperkirakan mencapai Rp 3 miliar per hari.
Tidak hanya Acin yang ditangkap. Sebanyak 26 kaki tangannya juga dibuat tak berkutik. Bahkan, kabarnya ada beberapa perwira polisi yang langsung dicopot Hadiatmoko karena dugaan terkait kasus tersebut.
Di Bali, seorang bandar judi togel di sana, Teguh Eko Santoso, ditangkap di rumahnya di Jaya Giri XXII/27, Denpasar, pada 5 April 2011 lalu. Sebelumnya, Eko dikenal licin dan tidak tersentuh, sehingga seolah-olah yang bersangkutan kebal hukum.
Karena itu, kehadiran Hadiatmoko tampaknya bakal terasa spesial di Jatim. Menurut data di Polda Jatim, Januari 2011 hingga awal Juni lalu, perjudian mencapai 2.007 kasus, atau meningkat hingga 200 persen dibanding periode yang sama tahun 2010.
“Kalau ada perjudian yang sulit dibongkar dan ternyata ada dugaan keterlibatan jajaran saya yang melindungi, maka saya sendiri yang akan turun untuk menangkap. Jangan khawatir,” tandas Hadiatmoko.
http://www.surya.co.id/2011/07/25/sabung-ayam-3-oknum-tni-dibekuk