Saturday, November 27, 2010

Eks Pengungsi Merapi: makan ampas umbi Ganyong untuk bertahan hidup

Selama 10 hari warga Dusun Tritis, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terpaksa harus makan ampas umbi Ganyong untuk bertahan hidup. Mereka makan ini sepulangnya dari pengungsian akibat letusan Gunung Merapi.

Menurut Gito Mingan (56), tokoh masyarakat Dusun Tritis, Boyolali, Rabu menjelaskan, warga setempat setelah pulang dari pengungsian terpaksa harus makan ampas umbi Ganyong yang dicampur nasi jagung karena tidak ada persediaan beras.

Warga Tritis yang berjarak sekitar delapan kilometer dari puncak Gunung Merapi, sempat mengungsi ke Taman Nasional Kridanggo, Boyolali saat terjadi letusan.

Namun, warga Tritis sebanyak 141 kepala keluarga tersebut kemudian diizinkan pulang ke rumah masing-masing setelah radius bahaya dipersempit.

“Warga sudah kembali pulang ke rumah masing-masing tanggal 14 November 2010. Kami saat sesampai di rumah, yang tersisa hanya ampas umbi Ganyong dan jagung,” kata Gito.

Menurut Gito, umbi Ganyong yang masih di ladang dipanen dan ditumbuk hingga halus. Setelah itu, sari Ganyong diambil dapat dijual, tetapi ampasnya dimasak, yakni dicampur dengan jagung.

“Buat kami, yang penting perut dapat kenyang dan dapat beraktivitas di kebun,” kata Gito.

Prapto Marjo (55) warga setempat lainnya menjelaskan, sari atau pati umbi Ganyong dapat dijual dengan harga Rp3.000 per kilogram. Sari ganyong ini dapat dibuat kerupuk rambak.

Meskipun warga di dusun terpencil di kaki Gunung Merbabu makan ampas umbi Ganyong, tetapi mereka semuanya dapat bertahan dan dalam kondisi sehat.

Martono, Ketua RT16/RW3 Dusun Tritis membenarkan warganya banyak makan ampas umbi Ganyong karena mereka tidak mempunyai persediaan beras.

Martono mengakui, dusunnya ini memang belum banyak tersentuh bantuan, sehingga warga makan apa adanya yang tersedia di rumah.

Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan bantuan dari pemerintah mengenai jatah hidup bagi warga yang sudah diizinkan pulang dari pengungsian.

“Kami harapkan jatah hidup segera disalurkan, karena warga tidak mendapatkan penghasilkan setelah mengungsi dan harus menunggu tiga hingga empat bulan dari hasil panen ladangnya,” katanya

http://www.surya.co.id/2010/11/27/terpaksa-makan-ampas-umbi-ganyong.html


No comments:

Post a Comment