Sunday, November 28, 2010

Erupsi Bromo Berlangsung Sepanjang Hari, Warga Ngadisari Terus-Menerus Sembahyang

Erupsi minor Gunung Bromo sepanjang Sabtu (27/11/2010) berlangsung hampir sepanjang hari. Sejak erupsi minor pada pukul 5.09 sampai berita ditulis sekitar pukul 17.00, kawah Bromo terus mengeluarkan asap kelabu tebal dan bergulung-gulung.

"Akumulasi energi masih cenderung naik," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Bromo Muhammad Syafi'i. Pada 27 November, tercatat 19 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo maksimal 7-38 mm dan lama gempa 10-50 menit.

Tremor terjadi menerus dengan amplitudo mencapai 28 mm. Pada Sabtu pagi juga terdeteksi satu gempa vulkanik dalam dengan amplitudo maksimal 38 mm dengan gempa sekunder primer 5 mm dan lama 28 detik.

Deformasi Gunung Bromo juga terus terjadi. Sepanjang 13-27 November terjadi penggembungan 12 mikroradian. Secara kasat mata, kawah Bromo terus mengeluarkan asap kelabu kehitaman yang bergulung-gulung dengan intensitas berbeda-beda.

Sabtu pagi sampai siang, Gunung Bromo tampak jelas. Namun menjelang sore, gerimis dan kabut menutupi kawah. Sehari sebelumnya, Gunung Bromo meletus kecil pada pukul 17.22.

Saat itu asap kelabu kehitaman membubung sampai ketinggian 600-700 meter dari bibir kawah. Erupsi minor ini berlangsung selama 3 jam 56 menit.

Menurut Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo Gde Suantika, ancaman terbatas di kaldera Bromo atau radius 3 km dari kawah.

Sejauh ini, masih belum diperlukan evakuasi dan aktivitas di ring I atau radius 3 km dari kawah masih normal. Kendati demikian, warga diminta tetap waspada. "Letusan yang terjadi sejak kemarin masih mungkin terjadi di hari-hari ke depan seperti pada letusan tahun 2000," tutur Gde
Hingga lima hari penetapan status Awas Gunung Bromo, warga sekitar Gunung Bromo, khususnya umat Hindu Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo terus-menerus menggelar ritual sembahyang di pura setempat. Dalam sembahyangan itu, masyarakat memohon keselamatan dan berharap kondisi Gunung Bromo segera membaik.

Aktivitas sembahyang berlangsung setiap malam hari sekitar pukul 19.00 di Pura Dusun Cemaralawang, Desa Ngadisari, Probolinggo. Selama aktivitas vulkanik Bromo meningkat, Kepala Desa Ngadisari Supoyo menghimbau warga untuk selalu besembahyang bersama.

Di saat kondisi Gunung Bromo seperti ini, saya menghimbau kepada warga agar tidak sekedar memikirkan kebutuhan material saja, tapi juga keselamatan. Semua itu titipan dari Yang Kuasa. Di saat prihatin seperti ini, semua harus rela, kata Supoyo sebelum ritual sembahyang digelar, Sabtu (27/11/2010) malam tadi di Dusun Cemaralawang, Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur .

Di Dusun Cemaralawang, Desa Ngadisari, Probolinggo terdapat 673 jiwa penduduk. Pemukiman warga hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari puncak Gunung Bromo.

http://regional.kompas.com/read/2010/11/28/03070735/Warga.Ngadisari.Terus.Menerus.Sembahyang
http://regional.kompas.com/read/2010/11/27/18060817/Erupsi.Bromo.Berlangsung.Sepanjang.Hari.

No comments:

Post a Comment