Tuesday, November 30, 2010

ICG: 9 tahun perang NATO gagal menaklukkan Taliban

Setelah sembilan tahun pasukan NATO yang dipimpin Amerika Serikat menyerbu Afghanistan, International Crisis Group menilai mereka gagal menaklukkan Taliban.

“Taliban semakin aktif dari sebelumnya dan mereka masih menikmati perlindungan dan dukungan di Pakistan. ” Demikian bunyi sebuah laporan ICG, seperti dikutip PressTV (28/11).

Menurut organisasi yang dianggap sebagai wadah para pemikir yang berbasis di Brusel tersebut, strategi yang dilakukan oleh pasukan koalisi untuk mendapatkan dukungan dari warga sipil, merayu para pemberontak yang kecewa dan meningkatkan kekuatan pasukan keamanan Afghanistan juga gagal.

ICG juga mencela upaya NATO baru-baru ini untuk berdialog dengan Taliban.

Menurutnya, rencana itu hanya akan memicu persaingan antarkelompok perlawanan di Afghanistan dan meningkatkan rasa tidak aman di kalangan orang kebanyakan.

Laporan ICG itu dikeluarkan setelah Presiden Afghanistan Hamid Karzai belum lama ini membentuk sebuah dewan perdamaian guna berdialog dengan kelompok-kelompok masyarakat yang kecewa dan kelompok perlawanan Afghanistan yang terlibat perang dengan pemerintah –dan tentunya perang dengan tentara NATO pimpinan AS.

Dewan tersebut dibentuk setelah para pejabat senior Inggris mengajukan ide berdamai dengan Taliban, kelompok yang menjadi target utama invasi AS dan sekutunya ke Afghanistan.

Sebagaimana dimaklumi, Amerika Serikat beralasan invasi tersebut merupakan perang untuk melawan teror dan mewujudkan perdamaian di Afghanistan. Namun kenyataannya, setelah sembilan tahun berlalu keadaan semain memburuk. Perang justru memakan korban rakyat sipil dengan jumlah yang terus meningkat.

Angka korban sipil naik sepertiga dalam enam bulan pertama tahun 2010 sebanyak 1.271.

Sementara 600 anggota pasukan sekutu yang dipimpin AS tewas sepanjang tahun 2010 ini. Jumlah tersebut merupakan angka kematian tahunan pasukan sekutu tertinggi sejak awal perang tahun 2001.

http://www.surya.co.id/2010/11/29/icg-nato-gagal-di-afghanistan.html

No comments:

Post a Comment