Kali Code yang melintas di tengah Kota Yogyakarta sore ini meluap. Luapan sudah melebihi batas tanggul sungai. Sehingga beberapa rumah warga kebanjiran hingga ketinggian lebih dari 30 centimeter.
Banjir mulai terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, Senin (29/11/2010). Beberapa jam sebelumnya, di kawasan lereng atas Gunung Merapi terutama di hulu Kali Boyong terjadi hujan deras. Di kawasan Ledok Terban, Kecamatan Gondokusuman, Ledo Jogoyudan, Kecamatan Jetis, rumah-rumah warga saat ini dikosongkan terutama yang berada di pinggir sungai.
Warga diminta mengungsi di wilayah bagian atas. Saat ini di sepanjang bantaran Kali Code mulai dari Ledok Terban sampai dengan Ledok Bintaran dan Ledok Mergansan tampak warga mulai bersiaga.
Di pinggir sungai, juga dipasang alat penerangan untuk memantau luapan air. Air yang mengalir berwarna kecoklatan dan bercampur dengan pasir pekat.
Warga Yogyakarta banyak yang berkumpul di jembatan-jembatan yang dilintasi Kali Code. Aparat kepolisian dan Satpol PP berusasha meminta mereka untuk menyingkir agar tidak mengganggu jalannya lalu lintas.
Kali Code yang membentang di Kota Yogyakarta, Senin (29/11) tiba-tiba meluap membawa material vulkanik dari Gunung Merapi.
Berdasarkan Pantauan di lapangan arus deras tiba-tiba mengalir sekitar pukul 17: 15 sambil membawa material vulkanik dan membanjiri rumah sekitar. Padahal, beberapa jam sebelumnya, aktivitas tampak normal termasuk pengerukan pasir oleh arat berat. Sontak, warga dan pelintas menyemut menyaksikan peristiwa itu.
Tak hanya dipenuhi material vukanik, banjir lahar dingin yang meluap di sepanjang Kali Code juga menyebabkan tiga warga RT 10, Jogoyudan, Kota Yogyakarta terjebak di atas genteng rumah miliknya.
Demikian dikatakan Petugas Pemantau Pemprop DIY, Sutrisno, Senin (29/11). Ketiga warga yang terjebak belum bisa dievakuasi. talud sementara yang terbuat dari karung pasir jebol, termasuk di selatan Gondomanan.
Berdasarkan Pantauan di lapangan arus deras tiba-tiba mengalir sekitar pukul 17: 15 sambil membawa material vulkanik dan membanjiri rumah sekitar. Padahal, beberapa jam sebelumnya, aktivitas tampak normal termasuk pengerukan pasir oleh arat berat. Sontak, warga dan pelintas menyemut menyaksikan peristiwa itu.
Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta menyatakan, tebing di tiga wilayah kota Yogya ambrol dan sedikitnya 500 warga di wilayah Jambu - Jetis, Rusunawa Cokrodirjan dan Jogoyudan dievakuasi akibat rumah mereka terendam banjir luapan Sungai Code.
"Banjir akibat meluapnya sungai Code menyebabkan tebing di tiga wilayah kota Yogya ambrol dan sekitar 500 warga di wilayah Jambu - Jetis, Rusunawa Cokrodirjan dan Jogoyudan dievakuasi. Sungai Code terendam air akibat hujan deras yang mengguyur daerah Kabupaten Sleman, Senin (29/11) siang
Kali Code di Kota Yogyakarta banjir lahar dingin dari Gunung Merapi akibat hujan deras di bagian hulu, Senin (29/11/2010) petang. Pantauan Tribun Jogja dari atas Jembatan Kewek di Jalan Pangeran Mangkubumi, banjir lahar dingin itu memasuki perkampungan di pinggir Kali Code.
rief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Senin (29/11/2010), di akun Twitter-nya, ada empat jembatan kecil yang terputus, masing-masing satu jembatan di Jetisharjo, satu jembatan di Cokrokusuman, dan dua jembatan di Tukangan.
Selain itu, lahar dingin juga menggerus talut sungai. Misalnya, di Dusun Kembangsongo, Jetis, Bantul, yang ambrol sepanjang 20 meter. Hal tersebut menyebabkan air meluap ke permukiman warga hingga setinggi lutut.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir lahar terjadi di beberapa titik kawasan Kali Code yang melintasi Kota Yogyakarta sejak sekitar pukul 18.00 WIB. Luapan banjir lahar melanda permukiman sehingga penduduk mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Banjir lahar terjadi akibat hujan lebat yang terjadi sepanjang siang di hulu Kali Code yang berada di Gunung Merapi.
Kepala Bidang Pencegahan Direktorat Pengurangan Risiko Bencana Lilik Kurniawan langsung berkoordinasi dengan aparat di lapangan dan mengimbau kepada warga di sekitar Kali Code untuk menjauhkan diri dari pinggiran Kali Code serta semua camat dan ketua RW/RT diminta untuk mengarahkan evakuasi warganya yang tinggal di sepanjang Kali Code.
Banjir lahar ini terjadi akibat hujan yang cukup deras sepanjang siang tadi di hulu sungai yang berada di lereng Gunung Merapi. Hasil pemantauan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, terjadi hujan lebat (48 mm/jam) di Pos Ngepos pada pukul 14.55-17.25 WIB. Sementara dari Pos Jrakah, hujan teramati pada pukul 10.50-11.05 WIB dengan intensitas sedang (12 mm/jam).
Dari hasil pantauan di lapangan, kawasan permukiman di sekitar Jembatan Jambu di Jalan Jaminahan, air sudah memasuki rumah warga hingga setinggi lutut. Demikian pula permukiman di Jalan Perahu, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, air Kali Code sudah meluap setinggi 1 meter. Beberapa rumah sudah kemasukan air dan lumpur pasir. Namun, sebagian besar warga masih belum mengungsi.
Banjir mulai terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, Senin (29/11/2010). Beberapa jam sebelumnya, di kawasan lereng atas Gunung Merapi terutama di hulu Kali Boyong terjadi hujan deras. Di kawasan Ledok Terban, Kecamatan Gondokusuman, Ledo Jogoyudan, Kecamatan Jetis, rumah-rumah warga saat ini dikosongkan terutama yang berada di pinggir sungai.
Warga diminta mengungsi di wilayah bagian atas. Saat ini di sepanjang bantaran Kali Code mulai dari Ledok Terban sampai dengan Ledok Bintaran dan Ledok Mergansan tampak warga mulai bersiaga.
Di pinggir sungai, juga dipasang alat penerangan untuk memantau luapan air. Air yang mengalir berwarna kecoklatan dan bercampur dengan pasir pekat.
Warga Yogyakarta banyak yang berkumpul di jembatan-jembatan yang dilintasi Kali Code. Aparat kepolisian dan Satpol PP berusasha meminta mereka untuk menyingkir agar tidak mengganggu jalannya lalu lintas.
Kali Code yang membentang di Kota Yogyakarta, Senin (29/11) tiba-tiba meluap membawa material vulkanik dari Gunung Merapi.
Berdasarkan Pantauan di lapangan arus deras tiba-tiba mengalir sekitar pukul 17: 15 sambil membawa material vulkanik dan membanjiri rumah sekitar. Padahal, beberapa jam sebelumnya, aktivitas tampak normal termasuk pengerukan pasir oleh arat berat. Sontak, warga dan pelintas menyemut menyaksikan peristiwa itu.
Tak hanya dipenuhi material vukanik, banjir lahar dingin yang meluap di sepanjang Kali Code juga menyebabkan tiga warga RT 10, Jogoyudan, Kota Yogyakarta terjebak di atas genteng rumah miliknya.
Demikian dikatakan Petugas Pemantau Pemprop DIY, Sutrisno, Senin (29/11). Ketiga warga yang terjebak belum bisa dievakuasi. talud sementara yang terbuat dari karung pasir jebol, termasuk di selatan Gondomanan.
Berdasarkan Pantauan di lapangan arus deras tiba-tiba mengalir sekitar pukul 17: 15 sambil membawa material vulkanik dan membanjiri rumah sekitar. Padahal, beberapa jam sebelumnya, aktivitas tampak normal termasuk pengerukan pasir oleh arat berat. Sontak, warga dan pelintas menyemut menyaksikan peristiwa itu.
Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta menyatakan, tebing di tiga wilayah kota Yogya ambrol dan sedikitnya 500 warga di wilayah Jambu - Jetis, Rusunawa Cokrodirjan dan Jogoyudan dievakuasi akibat rumah mereka terendam banjir luapan Sungai Code.
"Banjir akibat meluapnya sungai Code menyebabkan tebing di tiga wilayah kota Yogya ambrol dan sekitar 500 warga di wilayah Jambu - Jetis, Rusunawa Cokrodirjan dan Jogoyudan dievakuasi. Sungai Code terendam air akibat hujan deras yang mengguyur daerah Kabupaten Sleman, Senin (29/11) siang
Kali Code di Kota Yogyakarta banjir lahar dingin dari Gunung Merapi akibat hujan deras di bagian hulu, Senin (29/11/2010) petang. Pantauan Tribun Jogja dari atas Jembatan Kewek di Jalan Pangeran Mangkubumi, banjir lahar dingin itu memasuki perkampungan di pinggir Kali Code.
Saya tidak tega melihat rumah saya terendam. Saya hanya bisa ikhlas.
-- Susilo
Puluhan rumah di bantaran Kali Code terendam sampai ke bagian atap. Salah satunya rumah milik Susilo (50), warga Kampung Jogoyudan RW 10, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.
“Saya tidak tega melihat rumah saya terendam. Saya hanya bisa ikhlas,” ucap Susilo kepada Tribun Jogja.
Karena rumahnya kebanjiran, Susilo terpaksa mengungsi ke tempat aman di wilayah RW 13.
Pria dewasa dan pemuda di lokasi tersebut beramai-ramai menyiapkan karung-karung berisi pasir sebagai tanggul penghalang agar air sungai tak masuk ke permukiman.
Sementara itu, ibu-ibu dan anak-anak diimbau agar meninggalkan bantaran Kali Code. Padatnya kegiatan warga, selain memunculkan kepanikan, juga membuat arus lalu lintas macetrief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Senin (29/11/2010), di akun Twitter-nya, ada empat jembatan kecil yang terputus, masing-masing satu jembatan di Jetisharjo, satu jembatan di Cokrokusuman, dan dua jembatan di Tukangan.
Selain itu, lahar dingin juga menggerus talut sungai. Misalnya, di Dusun Kembangsongo, Jetis, Bantul, yang ambrol sepanjang 20 meter. Hal tersebut menyebabkan air meluap ke permukiman warga hingga setinggi lutut.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir lahar terjadi di beberapa titik kawasan Kali Code yang melintasi Kota Yogyakarta sejak sekitar pukul 18.00 WIB. Luapan banjir lahar melanda permukiman sehingga penduduk mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Banjir lahar terjadi akibat hujan lebat yang terjadi sepanjang siang di hulu Kali Code yang berada di Gunung Merapi.
Kepala Bidang Pencegahan Direktorat Pengurangan Risiko Bencana Lilik Kurniawan langsung berkoordinasi dengan aparat di lapangan dan mengimbau kepada warga di sekitar Kali Code untuk menjauhkan diri dari pinggiran Kali Code serta semua camat dan ketua RW/RT diminta untuk mengarahkan evakuasi warganya yang tinggal di sepanjang Kali Code.
Banjir lahar ini terjadi akibat hujan yang cukup deras sepanjang siang tadi di hulu sungai yang berada di lereng Gunung Merapi. Hasil pemantauan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, terjadi hujan lebat (48 mm/jam) di Pos Ngepos pada pukul 14.55-17.25 WIB. Sementara dari Pos Jrakah, hujan teramati pada pukul 10.50-11.05 WIB dengan intensitas sedang (12 mm/jam).
Dari hasil pantauan di lapangan, kawasan permukiman di sekitar Jembatan Jambu di Jalan Jaminahan, air sudah memasuki rumah warga hingga setinggi lutut. Demikian pula permukiman di Jalan Perahu, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, air Kali Code sudah meluap setinggi 1 meter. Beberapa rumah sudah kemasukan air dan lumpur pasir. Namun, sebagian besar warga masih belum mengungsi.
No comments:
Post a Comment