Ia mengaku menyelamatkan diri dengan berendam di kubangan saluran irigasi yang tak jauh dari rumahnya.
“Saya sempat melihat awan panas kayak wedhus gembel, warnanya hitam pekat. Saya langsung nyemplung di kubangan,” ujar Joko, saat ditemui Tribun Jogja sedang mencari keluarganya yang hilang, di Unit Forensik RSUP Dr Sardjito, Jumat (5/11/2010) siang.
Joko menuturkan, pada Kamis (4/11) malam beberapa saat sebelum kejadian, sekitar pukul 23.30 WIB, ia sudah diberitahu untuk mengungsi dari rumahnya oleh aparat desa setempat. Ia tinggal bersama dua orang mbahnya, yakni si mbah Putri Pawiro Suharto, 65, dan Suroto, 65, yang malam itu sudah hampir terlelap.
Begitu ada imbauan untuk evakuasi, Joko langsung mengajak kedua mbahnya untuk turun. Pertama ia menurunkan si mbah laki-laki dengan menggunakan sepeda motor. Mbah Suroto diturunkan pertama lantaran punya penyakit stroke.
“Setelah saya taruh di barak pengungsian di Ngemplak, saya lalu naik lagi untuk jemput mbah Putri,” ujarnya.
Sangat Panas
Hampir sampai di rumah, tiba-tiba awan panas menyambar. Joko ingat betul ketika itu wedhus gembel yang berwarna hitam pekatterasa sangat panas. Joko pun langsung menyelamatkan diri dengan menenggelamkan diri di dalam sebuah kubangan di saluran irigasi yang berjarak sekitar 10 meter dari rumahnya. Ia berendam di dalam air yang berkedalaman dua meter dari permukaan.
“Saya sempat diam di kubangan sekitar lima menit, sampai situasi normal. Tapi sayang si mbah tidak bisa diselamatkan…,” katanya.
Joko kemudian diselamatkan oleh Budi Purwanto, pamannya. Kendaraan bermotor yang digunakan untuk menyelamatkan si mbah pun ikut terbakar pada bagian jok motor. Namun, Joko mengaku selamat tanpa ada bekas luka bakar sedikit pun, karena dibawa lari petugas evakuasi yang datang bersama pamannya itu.
“Saya ngeri kalau ingat kejadian itu, saya terus berdoa agar selamat,” ucapnya.
Joko, bersama pamannya, siang tadi, tengah mencari jenazah si mbah putrinya. Menurut kabar memang sudah dibawa ke bagian Forensik di RSUP Dr Sardjito untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Pada saat kejadian, orangtua Joko sudah mengungsi terlebih dulu, ke salah satu rumah kerabatnya di Prambanan, Sleman.
No comments:
Post a Comment