Pemerintah Kabupaten Sleman, DIY, merencanakan menjadikan rumah kediaman juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan, di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, sebagai monumen erupsi gunung itu.
"Dusun Kinahrejo yang berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi luluh lantak diterjang awan panas saat erupsi gunung ini pada 26 Oktober 2010, dan Mbah Maridjan beserta sejumlah warga dusun setempat ikut tewas," kata Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Sleman Shavitri Nurmala Dewi, di Yogyakarta, Rabu (24/11/2010).
Seusai dialog tentang pemulihan pariwisata DIY di Gedung PWI Yogyakarta, ia mengatakan, wacana membangun rumah Mbah Maridjan sebagai monumen erupsi Gunung Merapi dapat direalisasikan jika gunung itu sudah aman dan kondusif.
"Meskipun demikian, kami dalam merealisasikan pembangunan monumen tersebut tetap berkoordinasi dengan instansi yang berkompeten, di antaranya Pemerintah Provinsi DIY serta Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta," katanya.
Menurut dia, pembangunan monumen tetap memerhatikan asas keselamatan bagi masyarakat yang akan mengunjungi tempat itu, dan aktivitas gunung direkomendasikan sudah aman meskipun Dusun Kinahrejo nantinya dinyatakan sebagai zona bahaya dan tidak menjadi permukiman.
Dengan demikian, jika monumen tersebut dapat direalisasikan, nantinya masyarakat hanya boleh berada di monumen itu hanya beberapa jam, dan mereka kemudian harus segera meninggalkan tempat tersebut.
Ia mengatakan, instansinya kini berupaya meminta izin penggunaan rumah Mbah Maridjan sebagai monumen erupsi Gunung Merapi kepada keluarga almarhum juru kunci Merapi itu.
"Kami menunggu kepastian izin dari keluarga almarhum Mbah Maridjan agar rumahnya boleh digunakan sebagai monumen. Sebagian bangunan rumah Mbah Maridjan masih utuh sehingga tidak perlu banyak membangun," katanya.
Mengenai sumber dana pembangunan monumen tersebut, ia mengatakan, diharapkan dari APBD Kabupaten Sleman dan dipersilakan jika ada pihak swasta yang ingin berpartisipasi. "Kami terbuka untuk menerima partisipasi dari swasta untuk bersama-sama membangun monumen erupsi Gunung Merapi," katanya
Note: foto diatas adalah kondisi terakhir desa kinahrejo, saya koq tidak lagi melihat rumah mbah Marijan, P Udi, Asih, masjidnyapun tinggal temboknya yg tersisa.... Bu pejabat mungkin perlu survai ulang ke sana...
http://regional.kompas.com/read/2010/11/24/21214186/Rumah.Mbah.Maridjan.Dijadikan.Monumen
"Dusun Kinahrejo yang berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi luluh lantak diterjang awan panas saat erupsi gunung ini pada 26 Oktober 2010, dan Mbah Maridjan beserta sejumlah warga dusun setempat ikut tewas," kata Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Sleman Shavitri Nurmala Dewi, di Yogyakarta, Rabu (24/11/2010).
Seusai dialog tentang pemulihan pariwisata DIY di Gedung PWI Yogyakarta, ia mengatakan, wacana membangun rumah Mbah Maridjan sebagai monumen erupsi Gunung Merapi dapat direalisasikan jika gunung itu sudah aman dan kondusif.
"Meskipun demikian, kami dalam merealisasikan pembangunan monumen tersebut tetap berkoordinasi dengan instansi yang berkompeten, di antaranya Pemerintah Provinsi DIY serta Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta," katanya.
Menurut dia, pembangunan monumen tetap memerhatikan asas keselamatan bagi masyarakat yang akan mengunjungi tempat itu, dan aktivitas gunung direkomendasikan sudah aman meskipun Dusun Kinahrejo nantinya dinyatakan sebagai zona bahaya dan tidak menjadi permukiman.
Dengan demikian, jika monumen tersebut dapat direalisasikan, nantinya masyarakat hanya boleh berada di monumen itu hanya beberapa jam, dan mereka kemudian harus segera meninggalkan tempat tersebut.
Ia mengatakan, instansinya kini berupaya meminta izin penggunaan rumah Mbah Maridjan sebagai monumen erupsi Gunung Merapi kepada keluarga almarhum juru kunci Merapi itu.
"Kami menunggu kepastian izin dari keluarga almarhum Mbah Maridjan agar rumahnya boleh digunakan sebagai monumen. Sebagian bangunan rumah Mbah Maridjan masih utuh sehingga tidak perlu banyak membangun," katanya.
Mengenai sumber dana pembangunan monumen tersebut, ia mengatakan, diharapkan dari APBD Kabupaten Sleman dan dipersilakan jika ada pihak swasta yang ingin berpartisipasi. "Kami terbuka untuk menerima partisipasi dari swasta untuk bersama-sama membangun monumen erupsi Gunung Merapi," katanya
Note: foto diatas adalah kondisi terakhir desa kinahrejo, saya koq tidak lagi melihat rumah mbah Marijan, P Udi, Asih, masjidnyapun tinggal temboknya yg tersisa.... Bu pejabat mungkin perlu survai ulang ke sana...
http://regional.kompas.com/read/2010/11/24/21214186/Rumah.Mbah.Maridjan.Dijadikan.Monumen
No comments:
Post a Comment