Sebelumnya, status gunung yang tinggi puncaknya mencapai 2.329 meter di atas permukaan laut ini baru ditingkatkan dari Waspada menjadi Siaga pada Selasa pagi tadi pukul 08.00 WIB.
Kegiatan gempa vulkanik dalam (VA) dan gempa vulkanik dangkal (VB) secara fluktuatif terus meningkat. Sejak tanggal 8 November 2010, tremor vulkanik mulai tercatat.
Tanggal 23 November 2010, pukul 03.00 WIB, gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 10-15 mm dan dominasi 11 mm. Pukul 06.51 WIB, gempa tremor menerus terjadi dengan amplitudo maksimum 15 mm. Sejak pukul 15.40, terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 30 mm.
Sehubungan dengan status Awas ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan, antara lain, agar masyarakat di sekitar Bromo tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan Bromo. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (BPBD) dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo (selaku Satlak PB) mengenai aktivitas Bromo.
Selain itu, guna mengurangi risiko bencana erupsi Bromo, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan mendekat dalam radius 3 km dari kawah aktif. Area kaldera lautan pasir dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktivitas masyarakat dan wisata.
http://regional.kompas.com/read/2010/11/23/17375022/Status.Gunung.Bromo.Jadi.Awas
No comments:
Post a Comment