Sejumlah seniman dari Dusun Keron, Desa Grogowanan, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Ahad (21/11), membakar bantuan pakaian bekas untuk para korban bencana Gunung Merapi karena tidak layak pakai.
Koordinator aksi Sujono menyatakan berterima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang mau membantu pengungsi, namun dia menyanyangkan bantuan berupa barang bekas yang tidak layak pakai. Beberapa seniman melakukan pementasan dan membakar pakaian bekas di Alun-Alun Kota Magelang.
"Kami berterima kasih telah dibantu dan kami mohon keikhlasan dengan memberikan sesuatu yang layak kepada kami," katanya.
Ia mengatakan, lima hari lalu telah mendapat bantuan berupa satu karung beras, dua dus mi instan dan delapan karung pakaian bekas untuk 700 pengungsi di Dusun Karanglo, Keron dan Lulang Desa Grogowanan, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Namun, dari delapan karung pakaian bekas tersebut, 80 persen di antaranya sobek di sana-sini dan tidak layak pakai.
Ia mengatakan, bantuan yang diperoleh dengan prosedur berbelit-belit tersebut, untuk pakaian yang tidak layak pakai belum didistribusikan kepada para pengungsi dan masih menumpuk di tempat pengungsian.
Sebelumnya mereka juga melakukan penggalangan dana di seputar Alun-Alun dan sepanjang Jalan A Yani Kota Magelang dengan kesenian Jingkrak Sundang dan Topeng Ireng untuk mencukupi kebutuhan para pengungsi.
"Selama ini kami mandiri untuk mencukupi kebutuhan pengungsi," kata koordinator penggalangan dana, Agung Nugraha.
Ia mengatakan, selama tiga pekan di pengungsian belum menerima bantuan dari posko penanggulangan bencana pemerintah. Selama di pengungsian mereka hanya makan dengan mengandalkan kebun singkong milik warga
http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2010/11/21/34616/Seniman-Bakar-Bantuan-Pakaian-Bekas-untuk-Pengungsi
Koordinator aksi Sujono menyatakan berterima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang mau membantu pengungsi, namun dia menyanyangkan bantuan berupa barang bekas yang tidak layak pakai. Beberapa seniman melakukan pementasan dan membakar pakaian bekas di Alun-Alun Kota Magelang.
"Kami berterima kasih telah dibantu dan kami mohon keikhlasan dengan memberikan sesuatu yang layak kepada kami," katanya.
Ia mengatakan, lima hari lalu telah mendapat bantuan berupa satu karung beras, dua dus mi instan dan delapan karung pakaian bekas untuk 700 pengungsi di Dusun Karanglo, Keron dan Lulang Desa Grogowanan, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Namun, dari delapan karung pakaian bekas tersebut, 80 persen di antaranya sobek di sana-sini dan tidak layak pakai.
Ia mengatakan, bantuan yang diperoleh dengan prosedur berbelit-belit tersebut, untuk pakaian yang tidak layak pakai belum didistribusikan kepada para pengungsi dan masih menumpuk di tempat pengungsian.
Sebelumnya mereka juga melakukan penggalangan dana di seputar Alun-Alun dan sepanjang Jalan A Yani Kota Magelang dengan kesenian Jingkrak Sundang dan Topeng Ireng untuk mencukupi kebutuhan para pengungsi.
"Selama ini kami mandiri untuk mencukupi kebutuhan pengungsi," kata koordinator penggalangan dana, Agung Nugraha.
Ia mengatakan, selama tiga pekan di pengungsian belum menerima bantuan dari posko penanggulangan bencana pemerintah. Selama di pengungsian mereka hanya makan dengan mengandalkan kebun singkong milik warga
No comments:
Post a Comment