Wakil Kepala Sekolah SD Budiwangi, Ucu Yoyo Mumahamad Zaely, Senin (29/11/2010), mengatakan, para siswanya terpaksa harus belajar disebuah bangunan dengan material seadanya, karena material tembok bangunan sekolah yang biasa digunakan hancur diguncang gempa sehingga tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Para siswa, lanjut Ucu, belajar dengan kondisi tidak nyaman akibat sorotan langsung matahari, bahkan siswa terpaksa dibubarkan jika turun hujan. Kondisi ruang kelas yang rusak sejak bencana alam gempa bumi belum dilakukan perbaikan dan dibiarkan menyisakan puing-puing material bangunan, meski pengajuan perbaikan sudah dilakukan.
Meskipun belajar disebuah gubuk tanpa dinding, namun kata Ucu siswa yang tercatat dari kelas 1 hingga 6 sebanyak 185 siswa tampak semangat belajar dari Senin hingga Sabtu.
“Bangunan yang kami gunakan sekarang ini, dibangun inisiatif kami dari pihak sekolah dan para murid,” kata Ucu.
Salah seorang siswa kelas 5, Deina, mengaku belajar dibangunan yang memprihatinkan itu terkadang sulit untuk konsentrasi memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru. Perasaan tersebut, kata dia dialami teman-teman lainnya, apalagi saat terik matahari terkadang merasa kegerahan dan tidak nyaman mengikuti pelajaran.
“Apalagi kalau hujan, airnya suka masuk, karena atapnya bocor,” ungkap Deina.
Sementara, menanggapi masalah tersebut, Ketua Dewan Pembina Masyarakat Peduli Pendidikan, Cucu Rasman, merasa prihatin melihat kondisi kegiatan belajar mengajar di SD Budiwangi.
“Pemerintah Daerah sudah semestinya mengalokasikan dana membangun sekolah yang roboh itu, apalagi disebabkan oleh bencana,” katanya.
http://www.surya.co.id/2010/11/29/sejak-gempa-murid-sd-di-tasikmalaya-belajar-di-gubuk.html
No comments:
Post a Comment