Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengusulkan kepada Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono untuk segera menutup lokalisasi Dolly yang berada di Jalan Putat Jaya dan Jalan Jarak. Hal ini dikarenakan para pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi yang disebut-sebut sebagai terbesar di Asia Tenggara ini banyak yang mengidap HIV/AIDS. "Jika para PSK di Dolly banyak yang mengidap HIV/AIDS, risiko penularannya pun akan lebih besar. Ini berbahaya bagi kesehatan masyarakat," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (29/3/2010).
Ia menuturkan, jika Pemkot tidak segera menutup lokalisasi, Pemkot harus bertanggung jawab atas menularnya penyakit HIV/AIDS. Pemkot juga harus melakukan upaya rehabilitasi terhadap masyarakat yang tertular penyakit. "Yang berhak menutup hanya Pemkot. Pemprov hanya mendampingi dengan membuat program," katanya. Menurut dia, dalam hal ini Pemkot dan Pemprov dapat bersinergi untuk membuat program pembinaan dan pemberdayaan para PSK dengan pemberian keterampilan dan modal sehingga mau berwirausaha.
Ia menuturkan, jika Pemkot tidak segera menutup lokalisasi, Pemkot harus bertanggung jawab atas menularnya penyakit HIV/AIDS. Pemkot juga harus melakukan upaya rehabilitasi terhadap masyarakat yang tertular penyakit. "Yang berhak menutup hanya Pemkot. Pemprov hanya mendampingi dengan membuat program," katanya. Menurut dia, dalam hal ini Pemkot dan Pemprov dapat bersinergi untuk membuat program pembinaan dan pemberdayaan para PSK dengan pemberian keterampilan dan modal sehingga mau berwirausaha.
Dengan cara ini, lanjut Saifullah, pekerja seks di Dolly dengan sendirinya akan mengalihkan profesinya, dan bekerja seperti masyarakat pada umumnya sehingga lokalisasi akan menjadi sepi dan pelanggan tidak lagi berbuat zina.
Seperti diberitakan sebelumnya, dari data Puskesmas Putat Jaya yang secara rutin mengontrol kondisi kesehatan sebanyak PSK, yakni 76 persen dari 1.287 PSK yang bekerja di Dolly dan Jarak mengidap infeksi penyakit seks menular. Adapun jenis penyakit yang diderita para PSK, antara lain HIV/AIDS, gonore, sipilis, herpes, kondiloma, kandida, dan trikomonas vaginalis. Jenis penyakit kelamin menular tersebut bisa menjadi pembuka jalan masuknya virus HIV ke tubuh manusia dan risikonya tertularnya sangat tinggi melalui proses hubungan seks.
Selama 2010 ini telah terdeteksi 16 pengidap HIV baru. Dalam lima tahun terakhir, angka pengidap HIV/AIDS mengalami fluktuasi. Pada tahun 2006 tercatat 65 pengidap, pada 2007 ada 95 pengidap, pada 2008 ada 72 pengidap, dan 2009 ada 46 pengidap.
http://regional.kompas.com/read/2010/03/29/16070098/Wagub.Jatim.Minta.Lokalisasi.Dolly.Ditutup
No comments:
Post a Comment