Menurutnya. hal itu yang menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaan pupuk kimia di Jatim, sehingga harga di tingkat petani semakin melambung.“Ini tidak bisa dibiarkan. Semua pihak harus mengawasinya,” kata Pratiknyo dalam acara yang diselenggarakan di ruang Kertanegara, Pemprov Jatim itu.
Selain penyedap rasa, kelangkaan pupuk di Jatim juga disebabkan untuk digunakan sebagai bahan utama lem kayu dan bahan peledak yang biasa digunakan oleh para nelayan. “Nelayan biasa menggunakan pupuk dicampur solar untuk bahan peledak,” ungkapnya.Namun yang paling banyak, lanjut Pratiknyo, adalah pupuk subsidi dikemas dalam karung pupuk nonsubsidi. “Ini yang menjadi penyebab utama mahalnya pupuk di pasaran,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Pratiknyo juga menyebutkan, kasus penyelewengan pupuk bersubsidi pada 2008 mencapai 93 kasus, 2009 sebanyak 54 kasus, dan 2010 baru satu kasus. “Kami terus melakukan antisipasi penyelewengan pupuk. Karena begitu ada pupuk bersubsidi selalu diikuti dengan tindak penyelewengan,” paparnya.Sementara itu, Ketua Rombongan Komisi IV DPR, Anna Mu’awanah, mengungkapkan, produksi pupuk tergantung pada pasokan gas. “Pada 2012 nanti cadangan gas kita habis,” katanya.Oleh sebab itu, pihaknya akan menagih janji pihak Exxon Mobil yang akan memehuni kebutuhan gas pabrik pupuk. “Sebagai penghasil gas terbesar di Asia Tenggara, mereka harus bisa memenuhi kebutuhan pabrik pupuk,” katanya menegaskan.
http://www.surya.co.id/2010/03/08/waspada-ada-penyedap-rasa-berbahan-dasar-pupuk.html
No comments:
Post a Comment