Sunday, March 14, 2010

Jenazah Dulmatin Berbau Wangi

Ribuan orang memadati lokasi pemakaman Dulmatin di tanah keluarga di Desa Loning, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (12/3). Banyak di antara mereka menyanjung Dulmatin sebagai mujahid, bukan teroris.

Bahkan sejumlah orang meyakini jenazah Dulmatin berbau wangi sebagai pertanda ia orang suci. Pemakaman Dulmatin juga diwarnai kehebohan setelah beberapa orang mengaku menyaksikan lafal Allah terlihat di angkasa selama prosesi pemakaman. “Wajahnya terlihat bersih dan bau wangi,” kata Muhtarom, seorang pelayat, seusai melihat jenazah tersebut. Namun sejumlah pembaca yang mengikuti prosesi pemakaman Dulmatin via situs-situs internet menyangsikan kebenaran kabar itu. “Ya eya la, kan udah dimandiin dan diberi minyak wangi pasti wangi la…,” kata seorang pembaca.

Meski tidak mengenal betul sosok Dulmatin, Pimpinan Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Ustad Abu Bakar Ba’asyir juga meyakini bahwa Dulmatin bukanlah seorang teroris yang selama ini diburu polisi.

Menurutnya, Dulmatin adalah seorang mujahid, karena membela orang Islam yang tertindas di luar negeri. Namun Ba’asyir mempersilakan masyarakat tidak setuju dengan jihad cara Dulmatin.

Selain itu, menurut Ba’asyir berbeda jasad orang yang disebut teroris dengan jasad orang yang bukan teroris. Hal itu, dibuktikan dari jenazah Dulmatin dari kawan-kawan yang melihat langsung jenazahnya sebelum dimakamkan. “Saya dengar dari kawan-kawan di sana yang melihat jenazah Dulmatin. Baunya wangi dan darah masih mengalir,” kata Ba’asyir. Meski simpati dengan aksinya melawan Amerika, tapi dia mengaku jihad yang dilakukan Dulmatin keliru.

Sementara itu, di tengah prosesi pemakaman, pelayat Dulmatin mengaku tercengang. Beberapa kali, awan seolah membentuk lafal Allah. Iring-iringan pelayat berhenti di perempatan, 100 meter masjid besar tempat jenazah disemayamkan. Sejumlah pelayat meneriakkan takbir sambil menunjuk langit. Di langit, kata mereka, awan membentuk lafal Allah. Jelas dan cukup besar. Warga yang menyaksikan itu tampak sangat tercengang. Mereka turut menunjuk langit demi menarik perhatian warga lainnya.

Dalam hitungan detik, awan itu bergeser dan tak membentuk apa pun. Iring-iringan jenazah pun melanjutkan perjalanan ke Makam Dowo, Desa Loning, Petarukan. Lafal Allah dikatakan kembali muncul saat jenazah hendak dimasukkan ke liang lahat. Tapi pelayat tak sekaget seperti sebelumnya. Lalu, ketika prosesi pemakaman usai, di langit juga dikatakan terlihat awan yang membentuk huruf Allah. Kali ini, sebagian pelayat berteriak “Allahu Akbar” berulang kali sambil menunjuk langit di arah tenggara itu. Warga yang hadir, ikut menunjuk langit dengan mimik seperti tak percaya.

Selain keluarga dan warga sekitar, juga tampak ratusan orang berpakaian gamis dan bercelana tiga perempat mengiring jenazah Dulmatin. Mereka meneriakkan kata-kata ”Allahu Akbar” dan membentuk pagar betis di lokasi pemakaman saat jenazah Dulmatin tiba sekitar pukul 08.20 WIB. Prosesi pemakaman juga diwarnai dengan teriakkan slogan-slogan jihad oleh mereka.

Sebelum dibawa ke lokasi pemakaman, sekitar pukul 07.00 WIB, jenazah Dulmatin disalatkan di Masjid Besar Kauman yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah orangtua Dulmatin. Salat jenazah dilakukan sebanyak dua kali. Jenazah Dulmatin selanjutnya dibawa ke lokasi pemakaman yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumah orangtuanya dengan menggunakan mobil bak terbuka. Di sepanjang perjalanan, ribuan orang, termasuk anak-anak sekolah, juga terlihat berdiri di pinggir jalan.

Dalam prosesi pemakaman tersebut, keluarga yang tampak hanya laki-laki, sedangkan keluarga perempuan, termasuk istri Dulmatin, Istiada, tidak hadir di lokasi pemakaman. Sebagian warga mengaku penasaran dengan pemakaman Dulmatin karena mereka sering mendengar pemberitaan di televisi mengenai tersangka teroris tersebut. ”Penasaran saja karena sering diberitakan di tv. Jadi, tadi pagi pukul 07.00 sudah ke sini (pemakaman),” kata seorang warga di lokasi pemakaman.

Prosesi pemakaman berlangsung sekitar 40 menit. Doa pada proses pemakaman dipimpin oleh Zaid Ahmad Sungkar yang juga menjadi juru bicara keluarga. Saat dibawa ke makam, jenazah Dulmatin tidak dimasukkan ke dalam peti, seperti saat tiba dari Jakarta, tetapi dimasukkan dalam keranda.

Proses pemakaman dari rumah menuju pemakaman mendapat penjagaan dari ratusan polisi. Zaid Ahmad Sungkar, mewakili keluarga, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pemulangan jenazah Dulmatin. Seperti diketahui, Dulmatin dipastikan tewas setelah di tembak tim Densus 88 di Pamulang, Tangerang, Banten, pada Selasa (9/3), bersama tiga orang yang diduga teroris. Penangkapan Dulmatin berawal dari penyergapan sejumlah kelompok teroris di Aceh Besar yang merupakan kelompok teroris Pamulang

http://www.surya.co.id/2010/03/13/jenazah-dulmatin-berbau-wangi.html

No comments:

Post a Comment