Wednesday, March 24, 2010

Organisasi Gay Pertama dan Terbesar Ada di Surabaya

Organisasi gay di negeri ini sudah muncul 28 tahun silam bernama Lamda Indonesia. Gerakan kaum gay ini digagas aktivis gay asal Surabaya Dede Oetomo bersama dua rekannya di Solo. Namun Lamda Indonesia ternyata berumur pendek.

Sehingga pada 1987 gerakan sosial ini bergeser ke Surabaya. Dede mendirikan organisasi serupa saat itu dengan nama GAYa Nusantara (GN). Kelak GN menjadi induk semua organisasi gay lesbian se-Indonesia. Inilah organisasi kaum homoseksual tertua dan terbesar yang masih bertahan hingga ini.

GN kemudian berubah menjadi organisasi dengan anggota terbanyak. Sampai kemudian kongres lesbian dan gay pertama sukses dilakukan di Jogjakarta pada 1993 silam. Peristiwa ini menjadi tonggak penting bagi GN untuk menemukan bentuknya. Dari kongres ini GN mendapat mandat sebagai koordinator jaringan lesbian dan gay Indonesia.

“Jika sekarang Surabaya menjadi tuan rumah kongres gay dan lesbian, sebenarnya dari kota inilah sejarah gerakan kaum gay Indonesia dimulai,’’ kata Dede Oetomo kepada Surya, Selasa (23/3). Lelaki kelahiran Pasuruan ini tergolong pemberani. Dia melawan pandangan miring tentang organisasi ini, bahkan cibiran itu berlangsung terus-menerus hingga kini. Dia bahkan kerap dicap ilmuwan sinting yang memiliki pemikiran nyeleneh.

Namun di tangan dingin ahli sosio linguistik ini, kaum homoseksual dikerek derajatnya seperti derajat tinggi yang diakui kaum heteroseksual. Harapannya, homoseksual tidak lagi dijadikan bahan olok-olokon, dianggap golongan terkutuk penyebar penyakit menular, dan lain-lain.

“Organisasi ini dibentuk karena saat itu saya memimpikan kaum gay dan lesbian bangga terhadap orientasi seksualitasnya,” katanya. Punya kepercayaan diri sebagai seorang gay, memiliki kemampuan intelektualitas lebih dari sekadar trampil bersolek di pinggir jalan menunggu ‘pelanggan’. Dengan demikian, orang lain akan menghargai.

Seperti Dede yang mampu menggondol gelar PhD di bidang linguistik dari Cornell University AS. Tesisisnya mengusung masalah-masalah bahasa dan identitas di dalam komunitas China di Jatim.

GN semula dibangun Dede Cs sangat sederhana, hanya sekadar bisa menjadi rumah yang nyaman bagi kaum gay dan lesbian. Menyediakan diri untuk sekadar menjadi tempat konsultasi psikologi, makanya organisasi ini sejak dibentuk memiliki sambungan telepon hotline. GN juga mencetak majalah kecil yang terbit rutin. hanya sekadar menjadi ajang eksistensi.

Namun belakangan GN menjadi lebih dewasa. Isinya tidak hanya dihuni kaum gay dan lesbian saja. Namun juga kaum heteroseksual seperti kebanyakan orang. Jaringan internasional tidak terhitung dimiliki GN, sejumlah penelitian sosial dihasilkan, pelayanan kesehatan aktif dilakukan. “GN memiliki tanggung jawab menghapuskan penyebaran penyakit seksual menular mematikan di kalangannya melalui sejumlah kegiatan,” terangnya.

Namun lima tahun terakhir, Dede justru memilih pensiun dari kepengurusan GN. Dia kini sibuk menjadi dosen di banyak universitas di beberapa kota dan luar negeri. Ia asyik melakukan penelitian, fasilitator pelatihan, pembelaan, dan menjadi mentor untuk generasi kedua dan ketiga dari aktivis gay dan lesbian. “Mereka harus lebih berani dari generasi saya,” pintanya.

Sementara itu, rencana kaum gay dan lesbian menggelar forum berskala internasional di Surabaya mengundang protes. Kelompok masyarakat dari Forum Madura Bersatu (Formabes) menyatakan siap menggagalkan pertemuan kelompok tersebut.

“Sebagai masyarakat yang agamis kami menolak kegiatan itu diadakan di Surabaya. Ini kan tidak sesuai dengan ajaran Islam,” ujar RH Nasir Zaini, Ketua Formabes, Selasa (23/3).

Nasir mengungkapkan begitu mendapat informasi soal kegiatan yang rencananya dihelat 26-28 Maret itu sejumlah tokoh ormas Islam menghubunginya dan menyatakan menolak. Nasir yang juga Ketua Laskar Jihad FPI Jatim mengaku telah menanyakan pada jajaran Polda Jatim terkait perizinan acara itu dan diyakinkan polisi tidak akan memberikan izin. “Kami pastikan akan hadirkan massa menolak acara tersebut. Kami berharap acara dibatalkan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” ujar Nasir.

Nasir juga tetap akan menolak jika acara tersebut dipindah di kota-kota lain sekitar Surabaya bahkan di seluruh wilayah Jatim. “Jatim adalah wilayahnya santri kami pastikan tidak akan ada tempat untuk acara gay dan lesbian di manapun Jatim,” ujar Nasir.
http://www.surya.co.id/2010/03/24/organisasi-gay-pertama-dan-terbesar-ada-di-surabaya.html

No comments:

Post a Comment