Thursday, March 11, 2010

Putra Aceh Lulusan STPDN Rekrutan Pertama Dulmatin

Yudi Zulfahri, putra Aceh kelahiran Banda Aceh, 18 Maret 1983 dinyatakan sebagai salah satu dari 21 tersangka teroris yang ditangkap aparat kepolisian. Yudi Zulfahri alias Bara, lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor dengan titel S.STP dipastikan sebagai rekrutan pertama Dulmatin untuk mengikuti latihan militer dan terorisme di Aceh.

“Dia (Yudi Zulfahri) orang Aceh yang direkrut pertama untuk memfasilitasi kelompok ini masuk ke Aceh untuk latihan di sana,” kata Kapolri, Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (10/3). Seperti diberitakan sebelumnya, pada Senin malam, 22 Februari 2010, tim Polda Aceh menangkap empat orang yang diduga anggota jaringan teroris melalui satu misi penyergapan ke kamp latihan di kawasan pegunungan Jalin, Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar.

Dari empat tersangka itu, dua di antaranya berasal dari Kabupaten Aceh Besar, yaitu Yudi Zulfahri (27) warga Perumnas Lambheu, Kecamatan Darul Imarah dan Masykur Rahmat (21), warga Gampong Miruek, Kecamatan Krueng Barona Jaya. Sedangkan dua lainnya masing-masing Ismed Hakiki (40) dan Zakky Rahmatullah (27) keduanya asal Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Berita tertangkapnya Yudi Zulfahri mengagetkan atasan dan rekan-rekan sekerjanya di Pemko Banda Aceh. Yudi terdaftar sebagai pegawai (staf) di lingkungan Pemko Banda Aceh dengan NIK 010268495. Dia ditempatkan di Baitul Mal Banda Aceh, setelah sebelumnya bertugas di Kantor Camat Jaya Baru.

Pada 22 Oktober 2009, Yudi mengirim surat ke Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Banda Aceh perihal pengajuan pindah tugas ke Bandung, Jawa Barat. Yudi menulis alasan, “…dengan pertimbangan menambah wawasan khusus di bidang pemerintahan.” Namun hingga tersiar berita penangkapannya, SK kepindahan Yudi belum lagi ke luar.

Dalam operasi yang dilancarkan Polri, juga disita sembilan pucuk senjata. Senjata tersebut antara lain, AK 58, AK 47, M-16, FN LLAMA MAX 1145 L/F cal 45, dan Revolver. Penyitaan itu dilakukan di Aceh Besar, Pidie, dan Bireuen. Bersama senjata juga disita granat asap serta belasan ribu peluru. “Selain itu ada laptop, note book merk Acer Aspire, handy camera, SIM card yang dibeli di Aceh. Juga diamankan baju loreng milik kelompok yang diduga teroris ini. Hingga kini Polri terus mendalami dan mengembangkan perburuan dan penindakan terhadap kelompok teroris.

Kepung Gle Meulinteung
Dari Sigli dilaporkan, setelah sempat menyisir perbukitan Goh Tumbon, Kecamatan Padang Tiji serta pesisir Muara Tiga, aparat keamanan bersenjata lengkap, Rabu (10/3) mengepung kawasan Gle Meulinteung, Kecamatan Keumala Dalam, Kabupaten Pidie. Pengepungan itu dilakukan karena petani melaporkan sempat melihat tiga orang membawa tas yang isinya tidak diketahui, melintas di kawasan itu. Tanpa buang waktu, tim polisi bersenjata lengkap langsung menuju titik sasaran untuk mengejar orang yang dicurigai yang dilaporkan menyusuri Gle Meulinteung ke arah timur menuju arah Gle Jimjim, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya.

Kapolres Pidie, AKBP Moffan MK SH kepada Serambi, Rabu (10/3) membenarkan pihaknya melakukan pengejaran tiga orang mencurigakan yang laporkan melintas di Gle Meulinteung. “Ternyata, setelah polisi melakukan penyisiran beberapa jam di kawasan itu, tidak ditemukan target yang dicari,” kata Moffan yang ditemui di Mapolsek Keumala, kemarin.

Penyisiran Seulawah
Pihak kepolisian meyakini kelompok teroris yang sempat lolos dalam pengepungan di Desa Meunasah Tunong, Kecamatan Seulimuem, Aceh Besar sepekan lalu, masih berada di sekitar kawasan tersebut. Amatan Serambi, Rabu (10/3), polisi terus melakukan penyisiran dari arah Desa Meunasah Tunong ke pegunungan Seulawah melewati Desa Bayu dan Desa Ayon. Sedangkan dari arah Desa Teladan, penyisiran dilakukan melewati Desa Iboh Tunong dan Iboh Tanjong.

Pengejaran anggota teroris itu juga melibatkan warga setempat sambil memburu hama babi yang mengganggu tanaman petani. Sekitar 20 warga yang ikut dalam penyisiran, membekali diri dengan parang dan tombak serta membawa anjing. “Warga pergi ke gunung untuk memburu babi, namun sejumlah polisi juga ikut untuk memburu teroris yang lolos,” kata seorang warga Desa Bayu. Selain menyisir kawasan pegunungan, polisi juga terlihat bersiaga di jalan masuk ke Desa Meunasah Tunong dan Desa Teladan. Seluruh kendaraan yang melintas harus melalui pemeriksaan petugas.

Jalur Tutut-Geumpang
Razia juga diintensifkan aparat kepolisian Polres Aceh Barat, terutama pada daerah-daerah yang diperkirakan menjadi lintasan teroris dari kelompok Jalin, Aceh Besar. Pada Rabu (10/3), sekitar pukul 14.00 WIB, aparat keamanan yang melakukan razia dikabarkan sempat melakukan pemeriksaan terhadap dua orang penumpang angkutan umum yang melintas di jalur Meulaboh-Banda Aceh, kawasan Tutut-Geumpang, Kabupaten Pidie. Dua orang laki-laki berjenggot panjang sempat menjalani pemeriksaan namun tak lama kemudian diperbolehkan melanjutkan perjalanan menuju Meulaboh.

Kapolres Aceh Barat, AKBP Djoko Widodo MSi yang dihubungi Serambi tadi malam membenarkan pihaknya meningkatkan razia dan pengawasan di lokasi-lokasi yang diduga rawan masuknya para teroris atau orang bersenjata yang kini sedang diburu. “Sejauh ini wilayah Aceh Barat masih aman dari gangguan,” kata Kapolres Aceh Barat

No comments:

Post a Comment