
Dia menjelaskan, penyediaan darah itu atas desakan atasannya, Kabag TU berinisial K untuk menyediakan dua kantong, karena saudaranya sakit dan butuh transfusi darah. Berpikir untuk kemanusiaan, dia memberikan rekomendasi mengambil darah ke PMI Jepara.
Secara kronologis dia menceritakan, Rabu (24/2), K menemui dirinya saat piket di bangsal. K menyampaikan niatnya untuk meminta tolong saudaranya sakit parah dan butuh darah. Dia menyarankan, pasien tersebut dibawa ke rumah sakit untuk ditransfusi, namun ditolak oleh K.
Selang dua jam kemudian, pukul 11.30, Budiyono kembali ke ruang laborat dan disodori surat rekomendasi permintaan darah. Saat diperlihatkan foto surat rekomendasi oleh wartawan, Budiyono kaget adanya permintaan dua kantong darah. Sebab, saat menandatangani surat menuliskan satu dan tanpa stempel dari rumah sakit. "Saya menuliskan cuma satu kantong, itu jelas bukan tulisan saya. Stempel belum tertera di surat tersebut. Jabatan K kan bagian TU, surat tersebut distempel," tegasnya.
Dengan persoalan itu, dia merasa dikorbankan oleh K. Persoalan ini sudah disampaikan pimpinannya, yakni Direktur RSU Kelet dokter Widyo Kunto. Terpisah, Kapolsek Bambanglipuro Iptu Muryanto yang dikonfirmasi membenarkan pihaknya tengah menangani kasus dukun palsu penggandaan uang dan menemukan barang bukti salah satunya dua kantong darah dari berasal dari Jepara
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/04/08/104819/Dokter-Budiyono-Bantah-Terlibat
No comments:
Post a Comment