Friday, April 16, 2010

Pasar Rakyat Surabaya Gulung Tikar, Kekhasan Setiap Pasar Memudar

Pasar-pasar tradisional di Surabaya sebenarnya menyimpan kekhasan (keunikan). Setiap pasar memiliki jenis dagangan khas. Tetapi, sekarang tidak ada yang dibanggakan dari keunikan itu, karena dimana ada pasar tradisional, di situ selalu bercokol mal pemodal raksasa.

Sejak lama orang kulakan garmen ke Pasar Kapasan, namun jika ingin membeli barang elektronika, datanglah ke Pasar Genteng. Karena pasar yang berdiri di Jl Genteng Besar ini menjual segala macam alat alat elektronika sampai onderdil terkecil.

Ingin mencicipi kuliner, makanan tradisional, atau berburu perhiasan emas? Blauran tidak ada pesaingnya. Pasar di pojokan Jl Blauran dan Jl Kranggan ini menyediakan apapun jenis makanan khas Surabaya. Hingga yang paling langka sekalipun.

Mau tahu kemana membeli beras? Datanglah ke Pasar Bendul Merisi. Tidak ada tempat lain selengkap di pasar di pinggir rel ini. Puluhan merek dan jenis beras dari seluruh Jawa Timur ada di sini. Kemana ingin mendapat hasil laut? datanglah setiap sore ke Pasar Pabean. Anda akan menemukan semua jenis ikan yang dipetik dari laut se Jatim. Bahkan, ikan pari yang lebarnya se-meja kerja sangat mudah ditemui. Pasar ini juga menjual bumbu dapur paling lengkap.

Ini belum termasuk Pasar Keputran dengan kekhasan sayur-mayurnya, Pasar Peneleh dengan dagangan buah jeruknya, Pasar Wonokromo dengan sapatu sandalnya. Pasar Kayoon dan Bratang dengan dagangan bunganya.

“Itu hanya cerita romantika masa lalu. Sekarang lihat saja kondisinya,” ajak Siswanto, Sekretaris Asosiasi Pedagang Pasar Surabaya, Rabu (14/4). Tidak hanya pedagang Pasar Kapasan yang mengeluh akibat menjamurnya mal, pasar lain juga mengalami persoalan serupa.

Pasar yang terlihat terjepit saat ini adalah Pasar Blauran. Tepat di depannya sekarang berdiri BG Junction. Peritel asal Singapura ini bahkan melengkapinya dengan sebuah supermarket raksasa. Samping barat Pasar Blauran berdiri pusat perdagangan emas The Empire Palace. Akibatnya, pasar Blauran semakin merana. Naiklah ke lantai dua, Anda tidak akan menemukan aktivitas jual beli. Puluhan los kosong. beberapa hanya digunakan gudang.

Mampirlah ke Pasar Genteng, pasar ini setiap hari memang selalu tampak ramai, parkir mobil di pelataran depan juga tidak pernah surut. Namun, sejatinya masa depan pedagang Genteng juga tidak kalah merana. Salah satu pedagang, Stanis Manus, mengakui tahun-tahun terakhir perdagangan elektronika lesu. “Sekarang di setiap plaza samakin mudah membeli alat elatronika,” katanya.

Dia juga mengatakan, dari sudut manapun berbelanja di plaza menguntungkan, parkiran luas, hingga suasana sejuk karena pendingin, kata dia tidak pernah ditemukan di Pasar Genteng. “Kami sekarang hanya menjual alat alektronika yang tidak dijual di plaza,” katanya. Namun, usaha itu ternyata tidak akan mampu bertahan. Karena di Jl Tunjungan sebuah plaza yang khusus menjual alat elektronika berdiri. Jaraknya tidak lebih dari satu kilometer. http://www.surya.co.id/2010/04/15/pasar-rakyat-gulung-tikar-kekhasan-setiap-pasar-memudar.html

No comments:

Post a Comment