Tuesday, April 13, 2010

Pesta lapen, 8 kritis

Belum genap dua bulan, kasus pesta minuman keras oplosan jenis lapen yang berakibat jatuhnya korban kembali terjadi. Delapan warga Tegalrejo, Jogja, dikabarkan kritis dan harus menjalani perawatan di rumah sakit seusai menenggak lapen, Senin (5/4).

Informasi yang dihimpun Harian Jogja dari berbagai sumber menyebutkan, sekitar delapan warga kritis dan harus mendapatkan perawatan medis di sejumlah rumah sakit di Jogja, seusai mengkonsumsi lapen. Dari hasil penelusuran yang dilakukan Harian Jogja, Senin (5/4), salah seorang korban bernama Bimo Saputro, 23, warga Bener, Tegalrejo, Jogja, mendapatkan perawatan intensif di RS Bethesda Jogja.

Menurut informasi petugas jaga UGD RS Bethesda yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kondisi Bimo yang mulai dirawat sejak Minggu (4/4) siang sudah berangsur-angsur membaik. “Kondisinya mulai membaik,” tutur sumber Harian Jogja singkat.

Informasi lain menyebutkan, terdapat korban lain bernama Sugito yang dirawat di RSUP Dr Sardjito. Hanya saat di cek, petugas di RS Sardjito enggan memberikan keterangan.

Informasi lain mengatakan, terdapat sejumlah pedagang lapen yang masih nekat berjualan lapen, di antaranya di wilayah Terban, Gondokusuman dan kawasan Jetis serta Gedongtengen.

Kasat Reskrim Poltabes Jogja, Kompol Saiful Anwar saat dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan kejadian itu. “Kami belum menerima laporan mengenai kejadian itu,” papar Saiful.

Ditambahkan Saiful, tidak berbeda dengan kasus yang terjadi sebelumnya, kebanyakan dari keluarga korban enggan melapor kepada polisi terkait peristiwa yang terjadi, sehingga polisi tidak banyak memiliki data terkait informasi pesta miras jenis lapen.

Adapun saat dihubungi Harian Jogja, Lurah Bener, Sugeng Triadi mengatakan, pihaknya juga belum menerima laporan warganya yang sakit akibat minum lapen. “Sampai saat ini saya belum menerima laporan dari warga. Jika sudah, kami akan langsung menindaklanjuti, di antaranya dengan melakukan pembinaan,” papar Sugeng.

Indikasi maraknya peredaran lapen juga disampaikan oleh Saiful Anwar. Menurut Kasat Reskrim, naiknya harga jual miras bersegel berdampak pada kenaikan tingkat konsumsi lapen.

Dari informasi salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya, harga miras jenis Anggur Orang Tua menjadi Rp35.000 dari Rp15.000. Harga Anggur Merah menjadi Rp40.000 dari harga sebelumnya Rp17.000. Untuk merek Topi Miring naik menjadi Rp55.000 dari harga semula Rp20.000. Sedangkan untuk Vodka jumbo yang sebelumnya dijual Rp42.000, naik menjadi Rp100.000. “Sekarang ini semua harga miras naik, susah mencarinya lagi,” kata pedagang warga Bantul tersebut


http://www.harianjogja.com/web2/beritas/detailberita/13628/pesta-lapen-8-kritis-view.html.

No comments:

Post a Comment