Tuesday, April 6, 2010

Bos DPRDJatim Dilabrak Istri Siri

Merasa ditelantarkan oleh suami sirinya, Bambang Gatot Djajaprana, Ny Homsatun, 35, melabrak Bambang, yang menjabat ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Jatim, Senin (5/4) pagi. Warga Dusun Karang Pakem, Desa Curahlele, Balung, Kabupaten Jember, ini juga menuntut Bambang memenuhi janji menikahi dirinya secara resmi.

Homsatun datang ke Gedung DPRD Jatim, Jl Indrapura, Surabaya, ditemani empat sanak keluarganya. Namun, ibu tiga anak ini harus menelan pil pahit karena Bambang ternyata tak bersedia menemui.

Homsatun kemudian menemui pimpinan DPRD Jatim untuk melaporkan perbuatan Bambang, politikus Partai Gerindra yang juga warga Jl Kedondong No 29, Kecamatan Tegal Sari, Surabaya, tersebut.Di dewan Bambang termasuk salah satu pejabat alias bos, karena memimpin BK,

Senin (5/4) sore, Homsatun baru bisa bertemu Ketua DPRD Jatim, Imam Sunardhi. Diwawancara Surya beberapa saat setelah menemui Homsatun, Imam Sunardhi mengaku tidak mau ikut campur dalam urusan rumah tangga Bambang dan istri sirinya tersebut karena DPRD adalah lembaga politik, bukan hukum. Dia meminta mereka menyelesaikan sendiri persoalannya. ”Kalau tidak bisa, lewat jalur hukum,” sarannya.

Sedangkan Homsatun kepada wartawan mengatakan, Bambang Gatot pernah menjanjikan kepadanya untuk melangsungkan pernikahan secara resmi setelah dilantik sebagai anggota dewan. Namun, setelah ditunggu hingga setahun, Bambang tidak memenuhi janjinya, bahkan tiga bulan lalu justru menikah resmi dengan seorang perempuan yang juga tinggal di Jember.

”Saya tidak menuntut apa-apa, hanya minta Pak Bambang menepati janjinya (menikahi secara resmi, Red). Saya malu karena kiai yang (dulu) menikahkan saya menanyakan terus,” ucap perempuan berkulit putih ini dengan kepala tertunduk sambil menghapus air mata di pipi.

Menurut Homsatun, perkenalannya dengan Bambang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilu 2009, 11 Januari 2009 lalu. Bambang, sebagai caleg Gerindra dari Dapil IV (Jember-Lumajang) datang ke rumah orangtua Homsatun diantar fungsionaris Partai Gerindra PAC Ambulu, Hendra Suyitno, bersama beberapa fungsionaris lain.

Sepekan kemudian, Bambang menjalin cinta dengan Homsatun, yang berstatus janda tiga anak. Karena ingin memiliki suami anggota DPRD, Homsatun pun menerima cinta Bambang. Sampai kemudian, 22 Januari 2009, di rumah kakak Homsatun, Fachrurozi, mereka dinikahkan secara siri oleh Kiai Mustofa dengan saksi Aziz (tetangga) dan Hendra Suyitno.

Kala itu, katanya, Bambang memilih menikah siri dengan alasan belum memiliki surat cerai dari istri pertama yang sudah 10 tahun pisah ranjang. Setelah menikah siri, Homsatun bekerja keras memperkenalkan Bambang kepada para tetangga agar suami sirinya itu memperoleh banyak suara dan menang dalam Pemilu 2009.

Setiap kegiatan sosialisasi, dia ikut. Homsatun juga mengaku mengeluarkan uang sekitar Rp 100 juta untuk mendukung kegiatan politik Bambang sebagai caleg. Kala itu dia tak keberatan, karena ingin punya suami anggota dewan. “Saya yang tanam, ya saya yang harus memanen,” ucapnya.

Kirim Uang

Namun, setelah Bambang resmi menjadi anggota DPRD Jatim, pertengahan tahun lalu, menurut Homsatun suami sirinya tersebut tidak pernah lagi ke Jember menengok Homsatun. Bambang hanya mengirim uang nafkah setiap bulan, yang kata Homsatun jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan penghasilan anggota DPRD.

“Hanya Rp 500.000. Buat anak-anak saja tidak cukup. Belum lagi saya harus melunasi kredit (yang dulu dipakai biaya kegiatan politik Bambang, Red) yang masih tersisa Rp 15 juta,” katanya sembari memperlihatkan kartu pembayaran dari Koperasi Usaha Gabungan Terpadu (UGT) Sidogiri Unit Baitul Maal Wat Tamwil ( BMT), yang baru dua kali dibayar.

Bahkan, sambung Homastun, ketika dirinya mengirim SMS (pesan singkat) berisi permintaan agar segera dinikah secara resmi, Bambang menolak. Saat dirinya mengancam melaporkan Bambang ke pimpinan DPRD dan kepolisian, Bambang mengatakan sekarang kebal hukum, apalagi sudah menjadi ketua BK.

Dimintai konfirmasi terpisah, Bambang Gatot membenarkan bahwa dirinya pernah menikah siri dengan Homsatun. Hanya, kilahnya, pernikahan tersebut berlangsung karena dirinya dijebak oleh Hendra Suyitno. “Dulu, saya dikira berduaan dengan Homsatun. Itu sampai masuk media. Lha saya eman-eman partai saya, kalau membantah malah jadi (berita) besar (yang merugikan partai). Akhirnya saya menikah siri,” ujar Bambang.

Dia mengaku sejak tiga bulan lalu tidak berhubungan lagi dengan Homsatun setelah menikah resmi dengan Triana, istrinya sekarang. Mengenai biaya pencalegan, pria beranak tiga ini membantah pernah dibantu Homsatun. Menurutnya, Homsatun tidak memiliki apa-apa, bahkan sering dia beri uang.

Namun, Bambang tidak membantah pernah meminjam uang dari keluarga Homsatun, seperti uang hasil penjualan sawah, sebesar Rp 50 juta. Tetapi, ia mengaku sudah mengembalikan sebesar Rp 70 juta. ”Sekarang ini kan di Gerindra ada masalah, ada reposisi. (Masalah saya) ini yang dibuat isu,” ujarnya mengenai dugaan motif pilitik di balik tindakan Homsatun.

Bambang mengaku menjadi anggota dewan bukan karena mendapat banyak suara di desa Homsatun, Desa Curahlele. ”Yang menjadikan saya ini Gerindra, wong di desanya saya hanya dapat 74 suara,” kilahnya.

Dia mengancam melapor kepada polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik jika Homsatun dan pihak-pihak lain tetap mempersoalkan masalah dirinya dengan Homsatun. ”Setelah reses ini (dewan reses mulai Selasa ini sampai pekan depan, Red), saya akan melaporkan kepada polisi sana (Jember, Red),” tegas Bambang.

http://www.surya.co.id/2010/04/06/bos-dprd-dilabrak-istri-siri.html

No comments:

Post a Comment